JOGJABROADCAST-YOGYAKARTA, 12 September 2025 – Band asal Yogyakarta, PARTIKELIR, resmi meluncurkan album perdana melalui sebuah konser di Grha Budaya Taman Budaya Embung Giwangan, Yogyakarta (07/09/25). Konser ini menjadi tonggak penting perjalanan band yang lahir dari kegelisahan kreatif dan eksplorasi musikal lintas ruang.
Dalam formasi Jaka Prasetya (vokal & gitar), Ipang t.a.w.a.k.k.a.l (drum & backing vocal), dan Adhi Noe (bass & backing vocal), PARTIKELIR menyuguhkan pengalaman musikal secara penuh sebagai hasil olah tempa emosi dan kreatif, gagasan, serta imajinasi pada ranah produksi karya original, yang bukan hanya menyentuh telinga tetapi juga menggugah ruang batin penonton.
Berisi tujuh lagu, album berjudul Partikelir merupakan catatan perjalanan musikal band yang resmi terbentuk pada 26 Oktober 2022. Jaka Prasetya (vokal dan gitar), sebagai penggagas, penulis lagu dan arranger mengatakan, “Nama album diambil dari salah satu lagu kami, Partikelir. Album perdana ini menjadi penanda bahwa PARTIKELIR terlahir dan hidup secara utuh, yang merekam jejak pengalaman batin, pikiran dan tindakan."
Ia memandang musik dan kesenian bukanlah penyeragaman melainkan ruang bebas, suara batin yang jujur, karakter, dan spesia—yang tentunya bagi setiap individu akan berbeda.
"Ya, dari situlah makna PARTIKELIR berakar. Kata PARTIKELIR menyadarkan bahwa menjadi diri sendiri lebih utama. Berangkat dari pemahaman itu, maka kebebasan mengolah daya hidup setiap individu merupakan nilai luhur dan penghormatan kepada diri," imbuh Jaka.
Sebagai bagian dari rangkaian selebrasi: pertunjukan musik tradisional dari KONGAPASI, performance art dari gabungan mahasiswa Karawitan & Pedalangan ISI Yogyakarta, Feri L Pawiro, dan pameran seni rupa, turut memperkaya konser PARTIKELIR yang karya musiknya sudah dapat dinikmati di platforms digital.
Bagi Jaka, musik tak bisa dilepaskan dari akar tempat ia tumbuh, "Calung itu kan warisan budaya. Ini bentuk penghargaan kami terhadap akar yang membentuk identitas musikal sampai hari ini. Melestarikannya adalah menjaga ruh dari kebudayaan itu sendiri."
Di sisi lain, Adhi Noe (bass & backing vocal) menyoroti peran seni rupa sebagai perpanjangan narasi musikal PARTIKELIR, “Pameran seni rupa dirancang sebagai resonansi visual dari pengalaman musikal, dan menjembatani audiens menuju lanskap panggung konser."
Keterlibatan para seniman adalah bentuk respon lingkaran kreatif pertemanan mereka. Bob Sick, salah satu seniman legendaris Indonesia, dan 22 perupa lainnya ambil bagian dalam pameran bertajuk “Resonansi Kegelisahan” yang dikurasi oleh Rain Rosidi. Bagi mereka, karya musik PARTIKELIR terasa seperti cermin dari kehidupan mereka, pun (hampir) semua orang.
“Musik dan rupa lahir dari ruang yang sama: ruang batin yang gelisah namun tak ingin diam. Tema ‘Resonansi Kegelisahan’ mengajak kita untuk menyimak berbagai lapisan kegelisahan yang kerap tersembunyi. Bukan untuk diusir, melainkan untuk disadari—karena dalam kegelisahanlah kita menemukan kejujuran terdalam,” tulis Rain Rosidi dalam catatan kuratorialnya.
Dengan konsep lintas medium, konser ini tidak hanya sebatas selebrasi album, namun pernyataan kolektif bahwa dalam berkarya seni—baik musik maupun rupa— karakter yang jujur perlu hadir dalam kesadaran setiap proses kreatif. PARTIKELIR menyampaikan harapan semoga kebebasan berkarya tidak terdistorsi. Jayalah karakter dan kejujuran! (*)